AL-QUR’AN DAN ILMU PENGETAHUAN


PROF. DR. AZIZ FAHRURROZI, MA
(GURU BESAR UIN SYARIF HIDAYATULLAH)

__Disampaikan pada Seminar Internasional “Islamic Education in Era Digital 4.0” Universitas Islam Jakarta, 23 Februari 2019__

 o  Pendidikan Islam Berbasis Kitab Suci Menghadapi Era 4.0
Ilmu dalam arti akademis bukanlah obyek al-Qur'an, tetapi yang menjadi obyek al-Qur'an adalah manusia yang menerima mandat sebagai khalifah di bumi. Manusia merupakan obyek formal dan ilmu merupakan obyek material. Muslim harus membuktikan pesan intelektual/akademis al-Qur'an.

 o Semua ilmu bersumber dari ayat-ayat Allah
Tidak ada ilmu baik teori maupun terapan yang tidak memanfaatkan ayat Allah baik ayat verbal maupun ayat non verbal yaitu ayat kauniyah. Karena itu banyak ilmuan Barat menjadi beriman kokoh setelah membuktikan petunjuk ayat. Sementara muslim baru akrab dengan al-Qur'an untuk kepentingan ibadah dan ceremonial.

 o  Alam Makro dan Mikro
Ibnu Arobi pernah berkata bahwa manusia adalah makhluk mikro kosmopolitan dan alam jagat raya adalah makhluk makro kosmopolitan. Keberadaan makhluk makro kosmopolitan keteraturannya sangat tergantung pada makhluk mikro kosmopolitan.

 o  Al-Qur'an dan Pesan Penelitian
Ayat al-Qur'an sejak awal misi turunnya memberdayakan manusia untuk berpengetahuan melalui filsafat iqra'. Al-Qur'an memberi inspirasi berkembangnya ilmu dan pengetahuan, meskipun ia bukan kitab ilmu. Sebab ilmu secara empiris selalu mengalami pasang surut. Pada suatu saat sebuah teori diterima dan pada saat lain bisa ditolak.

 o  Fungsi al-Qur'an
Tugas al-Qur'an adalah membimbing manusia menemukan sarana-sarana yang memungkinkan pintu ilmiah terbuka lebar. Itu sebabnya tidak akan ditemukan kontradiksi antara hakikat ilmiah dengan ayat-ayat al-Qur'an. Tugas intelektual muslim adalah berdialog dengannya < bukan sekedar membaca verbal.

 o  Banyak Isyarat Ilmu dalam al-Qur'an
Melalui temuan ilmu kejujuran seseorang bisa dideteksi, bisa direkam, seperti yang dilakukan KPK. Melalui temuan ilmu perintah-perintah agama dengan mudah dapat dilaksanakan, transportasi untuk ibadah haji dan umrah, transaksi perbankan dan kesaksian menggunakan alat rekaman, dan telekonferen termasuk ilmu sidik jari.

 o  Keragaman Sebuah Keniscayaan
Islam merupakan agama dinamis, yang mengembangkan kesantunan, keramahan dan toleransi, karena keragaman adalah keniscayaan dan sunnatullah. Konsep lita’arafu perlu dikembangkan melalui pendidikan agama Islam multikultural yang terprogram. Sehingga masing-masing unsur anak bangsa memahami karakter yang lain.

 o  Keragaman Sebuah Potensi
Keragaman tanpa toleransi, tanpa demokrasi dan tanpa budaya saling menghormati bisa menjadi pemicu konflik. Maka melalui pendidikan IPS, PKn, Bahasa, Sejarah, Agama, dll secara terintegrasi dapat melahirkan kesadaran kesatuan dalam keragaman dan keragaman dalam kesatuan inilah yang digagas tokoh-tokoh kita tentang Bhinneka Tunggal Ika.

 o  Pilihan Paling Mungkin sebagai Dasar Negara
Doktrin Pancasila memperkenalkan kepada kita tiga prinsip utama kepemimpinan; Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Prinsip 1. Meniscayakan seorang pemimpin (pada semua tingkat) garda, sikap dan perbuatannya menjadi anutan dan teladan.
Prinsip 2. Meniscayakan seorang pemimpin (termasuk guru dan calon guru) untuk membangkitkan semangat dan mendorong daya kreatif yang dipimpinnya, sehingga produktivitas meningkat.
Prinsip 3. Meniscayakan seorang pemimpin untuk mendorong orang lain yang dipimpinnya, agar berani berjalan di depan dan berani memikul tanggung jawab dan tidak hanya berebut kekuasaan.

 o  Porsi Tujuan Pendidikan Islam
Dunia Pendidikan Agama Islam harus mengembangkan 3 ranah secara seimbang yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena itu al-Qur'an mengecam orang-orang yang ngomong tetapi tidak berbuat, dan mengecam orang yang menyuruh tetapi ia sendiri tidak memberi contoh.

 o  Pola Integrasi Ilmu
Al-Qur'an sebagai kitab petunjuk (hudan) dalam konteks pembidangan ilmu dapat dikategorisasikan menjadi: 1. Kelompok natural sains, 2. Kelompok sosial sains, 3. Kelompok humaniora atau humanitis sains, dan 4. Kelompok keagamaan.
Masing-masing bidang ilmu itu bercabang dan beranting, juga terbagi menjadi ilmu teoritis dan terapan.

 o  Al-Qur'an Kitab Suci Paling Orisinal dan Hebat
Para ilmuan muslim dan bahkan non muslim sangat mengagumi kehebataan kitab suci al-Qur'an. Kontribusinya sangat Iuar biasa mengembangkan peradaban Barat yang amat mendikte dunia Timur tidak terkecuali Indonesia dalam segala hal. Penyebabnya jelas budaya Iiterasi kita rendah, daya kritis kurang apalagi kreatif dan berpikir imajinatif.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci.” (QS. Muhammad: 24)


 o  Penutup
Inilah tantangan dan peluang pendidikan Islam di Era 4.0 yang oleh al-Qur'an surat al-Hasyr ayat 18 telah diingatkan Allah swt:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Orang beriman dan bertqwa akan menjadikan masa lalu cermin untuk menatap masa depan yang lebih indah.

Belum ada Komentar untuk "AL-QUR’AN DAN ILMU PENGETAHUAN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel