MEMPERSIAPKAN MAHAR TERBAIK

Oleh: Umar Mukhtar


Dalam pandangan Islam, membangun keluarga merupakan jalan untuk meraih ridha Allah dan mencapai kesempurnaan agama. Bagaimana tidak, setiap tindakan dalam kehidupan rumah tangga yang membuat pasangan menjadi senang (dalam tuntunan syari’at) merupakan bentuk ibadah. Maka dapat dikatakan bahwa menikah adalah gerbang menuju praktek peribadatan bersama (antara suami-istri) sepanjang berlangsungnya kehidupan rumah tangga itu.

Untuk mewujudkan keluarga yang bahagia, tentu perlu dipersiapkan dengan matang jauh sebelum memasuki bahtera rumah tangga. Tegasnya, perencanaan berkeluarga harus dimulai saat proses pencarian pasangan hidup. Dalam hal ini, Rasulullah memberikan petunjuk tentang sosok seperti apa yang harus menjadi pilihan untuk menjadi teman hidup dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga mencapai keluarga idaman yang disebut dengan istilah sakinah mawaddah wa rahmah. Dalam sabdanya dikatakan:
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena kecantikannya, karena nasabnya, dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, agar kebahagiaan engkau dapatkan.” (HR. Bukhari)
Demikian Islam memberikan konsep yang begitu tegas bagi umatnya untuk dapat mencapai kebahagiaan yang sejati. Sehingga formulanya jelas, bahwa untuk membangun rumah tangga yang baik harus dicari sosok pasangan yang baik, dan untuk mendapatkan sosok yang terbaik tentu harus terlebih dahulu menjadi sosok pribadi yang baik. Sebab yang baik akan dipertemukan pula dengan orang yang baik. Demikian janji Allah. Hanya saja, tolok ukur “baik” ini harus sesuai dengan landasan syari’at yang telah menjadi ketentuan dari-Nya.

Dalam perspektif pernikahan, ketika telah mantap dengan pilihan calon pasangan hidup yang akan dinikahi, selanjutnya dianjurkan untuk segera melangkah pada jenjang pernikahan dengan segala rukun dan syaratnya. Bagi laki-laki, sebagai bentuk tanggung jawab yang akan diembannya menjadi kepala keluarga, wajib baginya memberikan mahar kepada sang calon istri. Maka laki-laki yang baik harus mampu memberikan mahar terbaiknya dengan penuh kerelaan hati. Hal ini Allah tegaskan melalui firman-Nya dalam surat an-Nisa ayat 4:


وَءَاتُواْ ٱلنِّسَآءَ صَدُقَٰتِهِنَّ نِحۡلَةٗ

“Berikanlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”

Pada dasarnya, istilah “mahar terbaik” tidak selalu dipahami dari sudut pandang materi dan tidak pula dipandang dari sedikit atau banyaknya pemberian kepada mempelai wanita saat ijab qabul. Sebab perihal bentuk dan jumlah mahar sepenuhnya adalah calon istri yang yang berhak menentukan. Sehingga mahar terbaik adalah mahar yang sesuai dengan harapan sang calon istri.

Namun dari sisi laki-laki sebagai calon suami, harus senantiasa siap sedia dengan apapun yang diprasyaratkan sebagai mahar dalam proses pernikahan. Umumnya, mahar yang digunakan dalam suatu pernikahan itu bersifat materil, sehingga disebutlah kemudian sebagai mas kawin, karena memiliki nilai tukar dan memiliki harga jual. Maka sebagai bentuk konkret kesiapsediaan laki-laki dalam menghadapi pernikahan adalah kemampuan mempersiapkan mahar yang memiliki nilai dan harga.



Dalam catatan sejarah, saat melangsungkan pernikahan pertamanya, Rasulullah memberikan mahar kepada Khadijah berupa unta sebanyak 20 ekor. Jika dikonversi dalam bentuk mata uang, maka dapat dikatakan mahar tersebut termasuk dalam kategori yang bernilai tinggi. Hal itu menggambarkan betapa Rasulullah memberi perhatian yang besar kepada calon istrinya pada waktu itu dengan kemampuannya memberikan mahar tersebut.

Sementara dalam contoh lain, ada pula pernikahan yang maharnya tidak seperti pada umumnya. Sejarah juga mencatat bagaimana Bung Hatta memberi mahar kepada wanita yang ia nikahi, Rahmi Rachim dengan sebuah buku karyanya sendiri yang berjudul “Alam Pikiran Yunani”. Hal itu menandakan bahwa sesuatu yang bernilai dan berharga bagi Bung Hatta dan Rahmi Rachim tidak selalu berbentuk materi, justru hasil pemikiran dan ide gagasan serta ilmu pengetahuan merupakan harta yang paling berharga. Selain itu, ada pula yang saat pernikahannya, pengantin laki-laki memberi mahar berupa lantuna ayat suci al-Qur’an, dengan harapan agar bahtera rumah tangganya senantiasa berada dalam ridha dan tuntunan Allah. 

1 Komentar untuk "MEMPERSIAPKAN MAHAR TERBAIK"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel