OPTIMALISASI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GENERASI MUDA UNTUK MEWUJUDKAN BANGSA YANG BERDAYA SAING
Pendahuluan
Generasi
muda merupakan para pewaris tahta kepemimpinan, yang mana kepemimpinannya itu
akan menentukan bagaimana maju atau mundurnya suatu bangsa. Sehingga kehidupan bangsa
beberapa tahun kedepan dapat dilihat dari kehidupan generasi muda saat ini.
Pemuda yang tangguh akan mampu menjadi pemimpin tangguh, dan pemuda yang lemah
akan menjadi pemimpin lemah dimasa yang
akan datang. Sebab itulah sangat tepat jika dikatakan bahwa pemuda hari ini
adalah pemimpin esok hari.
Ilustrasi
diatas juga berlaku bagi bangsa kita tercinta ini, kemana arah bangsa ini akan
dibawa, hal itu berada pada tampuk kekuasaan kaum muda yang kelak akan menjadi
pemimpin bangsa. Jika ditilik dari sejarah perjalanan bangsa, pemuda juga
memiliki peranan yang sangat besar. Dimasa penjajahan, kaum muda senantiasa
menggalang persatuan dan kesatuan serta ikut serta memperjuangkan kemerdekaan.
28 Oktober 1928 menjadi momen yang sangat monumental, dimana sekumpulan pemuda
Indonesia melaksanakan kongres untuk menegaskan identitas kebangsaannya melalui
“Sumpah Pemuda”.
Tidak
berhenti disitu, disaat para pejuang sedang mengupayakan proklamasi kemerdekaan,
namun upaya tersebut banyak mengalami hambatan, disaat genting itulah kaum muda
mengambil sikap dengan mengamankan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok
Karawang dan mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Berkat upaya itu, keesokan harinya (17 Agustus 1945) kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.
Momen-momen
seperti diatas menggambarkan bahwa generasi muda memiliki peran sentral dalam kehidupan
suatu bangsa, dan seyogyanya peranan pemuda senantiasa mengiringi perjalanan
bangsanya. Inilah yang menjadi tugas utama bagi pemuda untuk mengisi
kemerdekaan dengan melakukan hal-hal yang dapat mengangkat harkat dan martabat
bangsa sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain. Untuk mewujudkan cita-cita
besar itu tentu bukan hal yang mudah, karena untuk mewujudkan bangsa yang
berdaya saing dibutuhkan generasi tangguh. Sementara generasi tangguh tidak
akan terwujud tanpa sumber daya manusia berkualitas, dan kualitas manusia tidak
akan tercapai tanpa pendidikan yang diselenggarakan secara optimal.
Urgensi
Pendidikan
Untuk memahami urgensi pendidikan bagi manusia kita terlebih dahulu
harus memahami hakikat pendidikan itu sendiri. Ahmad Tafsir (2011: 26)
mengatakan bahwa pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya,
dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup
pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh
orang lain (guru). Seluruh aspek mencakup jasmani, akal dan hati.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan
rasional, karena ia memiliki akal. Akal adalah daya yang memberikan kemampuan
bagi manusia untuk berpikir. Oleh sebab itu, manusia makhluk yang dapat dididik
dan juga memerlukan pendidikan. Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa manusia
terlahir kemuka bumi ini tidak membawa satu ilmu apapun.
Betapa lemahnya seorang manusia yang baru lahir, sehingga ia begitu
memerlukan bantuan dari orang lain untuk bertahan hidup. Maka peran dari
lingkungannya sangat berpengaruh dalam mengembangkan potensi diri sehingga
seorang bayi dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang seutuhnya. Dalam
hal ini pendidikan yang diterima seorang anak akan mempengaruhi pola hidupnya
hingga ia dewasa. Bagaimana kemampuan dan kecerdasan yang akan dikuasainya
menjadi bekal dalam mengarungi bahtera kehidupan. Tak heran Sofyan Sauri (2006:
44) mengatakan bahwa pendidikan mengarah kepada pengembangan kecerdasan yang
menyeluruh atau multiple quotien. Manusia bukan lagi dipandang sebagai
unsur yang terpisah-pisah (unsuriah), tetapi merupakan sosok pribadi yang integrated;
utuh, kaffah.
Sosok manusia yang terdidik akan mampu mengoptimalkan segala
potensi yang dimilikinya sehingga memberikan implikasi positif bagi lingkungan
sekitarnya. Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki serta kepribadian baiknya ia
dapat memberi pengaruh kebaikan pula bagi orang lain. Dalam skala kecil ia
dapat mempengaruhi teman sepergaulannya, jika terus ditularkan secara masif dan
dilakukan upaya pendidikan secara optimal maka akan tercipta generasi tangguh
untuk membangun bangsa yang berdaya saing. Hal ini dikarenakan peran dan fungsi
pendidikan yang jika mampu di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari akan
memberikan kontribusi positif bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga
bagi masyarakat bahkan negaranya.
Pandangan seperti itu sesuai dengan yang dikatakan Ramayulis (2012:
30), bahwa pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi
dirinya, masyarakat dan negara.
Atas dasar itu, manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang
memerlukan pendidikan sebagai bekal bagi dirinya dan akan sangat bermanfaat
pula bagi masyarakat dan negaranya. Betapa pentingnya pendidikan, hingga dalam
suatu kriteria kemajuan suatu bangsa-pun pendidikan merupakan salah satu dari
beberapa aspek yang menjadi penilaian dalam perhitungan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) atau Human Development Indeks (HDI). Maka merupakan
kewajiban bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia khususnya generasi muda untuk
menjaga integritas bangsa dengan menjadi generasi tangguh. Namun hal itu tidak
mudah diwujudkan, kecuali dengan optimalisasi pendidikan yang merata bagi
seluruh kalangan tanpa memandang tempat ataupun usia.
Upaya
Mencetak Generasi Muda Berkualitas
Di era modern seperti saat ini sangat rentan untuk terciptanya
persaingan antar individu, golongan atau bahkan negara sekalipun. Ini adalah
konsekuensi dari globalisasi yang dapat dirasakan oleh setiap negara.
Persaingan yang muncul tidak dapat dihindari mengingat arus globalisasi yang
begitu deras, dan setiap negara dituntut untuk dapat memenangkan setiap
persaingan yang terjadi. Semakin unggul suatu negara semakin kuat kedudukannya
dimata dunia, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu peningkatan kualitas sumber
daya manusia merupakan hal yang mutlak harus dilakukan. Dalam hal ini pemuda
harus memiliki peran sentral mengingat persaingan juga terjadi pada generasi
muda.
Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dimulai pada generasi mudanya.
Pernyataan tersebut sangat perlu dicermati, karena secara psikologis masa muda
merupakan masa yang rentan dan mudah untuk dipengaruhi. Hal ini bisa terlihat
jelas saat ini, bagaimana pemuda Indonesia lebih mencintai budaya asing. Banyak
diantaranya bahkan malu dan sungkan jika harus membawa embel-embel budaya lokal
bangsa. Bagaimana dapat tercipta generasi tangguh jika karakter bangsanya saja
sudah mulai dilupakan. Maka peningkatan kualitas sumber daya manusia itu juga
berarti memperkokoh pondasi kebangsaan dengan menanamkan rasa cinta tanah air.
Terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Tata
Sukayat (2008: 76) mengatakan bahwa insan-insan keturunan Bani Adam akan
berkualitas tinggi jika mereka mampu memberdayakan tiga potensi secara
simultan, yaitu potensi akal yang berdimensi ketundukan vertikal, potensi ilmu
yang berdimensi dialektikal-horizontal, dan potensi komunikasi yang berdimensi
sosial-komunal. Singkatnya, dengan memberdayakan potensi akal, ilmu dan
komunikasi akan tercipta manusia berkualitas, insan-insan yang kreatif,
inovatif dan produktif. Tapi jika umat manusia tidak memberdayakan potensi
akal, ilmu dan komunikasi, niscaya hanya menjadi manusia-manusia berkualitas
rendah dan bermental lemah.
Sementara itu A. H. Nasution (1995: 255) mengatakan bahwa pembangunan
umat dimulai dengan pembaharuan / pembangunan manusia, diteruskan kepada
pembaharuan / pembangunan masyarakatnya. Sesungguhnya, setiap pembaharuan
masyarakat bertitik tolak pada pembangunan mentalitas atau akhlaknya. Akhlak
sebagai kekuatan (motor) dari dalam diri sendiri, sebagai daya pribadi, untuk
berbuat baik dan tidak berbuat buruk, sebagai pengendali bagi penggunaan,
kemampuan, kekayaan, kekuasaan dan lain-lain yang ada pada diri seseorang.
Lebih lanjut, Nasution (1995:259) menjelaskan bahwa pembaharuan/ pembangunan
manusia dilakukan dengan membangun manusia baru. Berarti membangun mentalitas,
yakni moralitas manusianya, yang rohaninya diisi oleh iman.
Maka jelas, bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia harus mampu membangun karakter yang kuat sebagai insan yang penuh akan
dedikasi dan keilmuan. Generasi muda perlu dibekali mental yang kuat disamping
keilmuan yang mencukupi untuk dapat menghadapi persaingan global karena bangsa
yang memiliki generasi yang tangguh akan disegani oleh bangsa lain.
Pemuda
Tangguh Membangun Bangsa
Membangun bangsa yang kuat bukanlah perkara mudah, diperlukan upaya
yang berkesinambungan dan kerjasama antar elemen masyarakat. Generasi muda yang
tangguh akan dapat memimpin dan menjadi ujung tombak perjuangan bangsa, dan
generasi muda yang lemah akan membawa suatu bangsa pada kehancuran. Karenanya
ada rumusan yang sederhana namun sangat penting bagi kehidupan berbangsa, yaitu
jika ingin membangun suatu bangsa maka bangunlah pemudanya dan jika ingin
menghancurkan suatu bangsa maka hancurkanlah pemudanya.
Mustafa As-Siba’i dalam jurnal bertajuk Membina Generasi Tangguh (1420
H.: 5) mengatakan bahwa untuk meniti jalan kemenangan kita harus memadukan dua
unsur kekuatan ruhani dan materi. Unsur ruhani terdiri dari akhlak dan moral,
unsur materi terdiri dari kekuatan fisik dan finansial. Sehingga jika pemuda
memiliki mental akhlak yang mulia serta kekuatan fisik dan materi yang baik
akan dapat membangun bangsa yang berdaya saing dengan bangsa lain. Tentu harus
juga dibekali dengan kemampuan lain yang menunjang kehidupan bangsa.
A. Firmansyah (2005: 87) mengungkapkan bahwa mentalitas dan
kemampuan sangat penting, keduanya perlu ditingkatkan. Tujuannya tidak lain
adalah untuk membangun karakter yang kuat dan menjadi manusia yang berkualitas
sehingga dapat dijadikan pemimpin untuk membawa suatu bangsa kearah yang lebih
baik.
Kesimpulan
Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam perjalanan
kehidupan suatu bangsa. Tidak dapat dipungkiri lagi kedudukan generasi muda
sebagai pemimpin bangsa di masa yang akan datang untuk menggantikan pemimpin
hari ini. Maka sudah menjadi kebutuhan mutlak bagi suatu bangsa untuk membangun
generasi muda yang tangguh. Pemuda yang tangguh akan mampu menjadi pemimpin
tangguh, dan pemuda yang lemah akan menjadi
pemimpin lemah dimasa yang akan datang. Sebab itulah sangat tepat jika
dikatakan bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari, dan generasi muda
yang tangguh akan dapat mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Bung Karno bahkan
pernah mengatakan, “Berikan aku seribu orang tua maka akan kucabut Semeru
dari akarnya, dan berikan aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia”.
Namun generasi yang tangguh tidak dapat terbentuk begitu saja,
perlu dilakukan upaya keras untuk mencapainya, yaitu dengan melaksanakan proses
pendidikan yang optimal, karena melalui pendidikan seseorang akan dapat
mengembangkan potensi dirinya sehingga menjadi insan yang berkualitas dan dapat
berguna bukan hanya bagi dirinya, melainkan juga bagi lingkungan dan negaranya.
Maka dapat disimpulkan bahwa suatu bangsa yang kuat akan tercipta berkat
pendidikannya yang baik.
Manusia
sebagai subjek dan objek pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas. Dalam konteks kebangsaan,
pendidikan merupakan jalan terbaik dalam mengisi kemerdekaan, sebab melalui
pendidikanlah kemajuan suatu bangsa dapat diraih. Maka masyarakat selaku
mandataris kemerdekaanlah yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa, terutama generasi
muda yang akan menghadapi masa depan bangsa dengan kondisi yang berbeda dengan
masa perjuangan bahkan berbeda pula dengan masa sekarang ini. Dengan demikian
harus dipersiapkan bekal untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan dihadapi
kelak, dan bekal kehidupan setiap individu itu tidak akan diraih melainkan
dengan jalan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Firmansyah, A.,
2005, Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam Islam, Tanpa Kota: Nuansa.
Nasution, A.H.,
1995, Pembangunan Moral; Inti Pembangunan Nasional, Surabaya: Bina Ilmu.
Ramayulis,
2012, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Sauri, Sofyan,
2006, Pendidikan Berbahasa Santun, Bandung: Genesindo.
Sukayat, Tata,
2008, Bermartabat Menurut Ayat, Bandung: LPTQ Kota Bandung.
Tafsir, Ahmad,
2011, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sumber lain:
Jurnal Sabili, Membina
Generasi Tangguh, Edisi Ramadhan 1420 H.
Belum ada Komentar untuk "OPTIMALISASI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS GENERASI MUDA UNTUK MEWUJUDKAN BANGSA YANG BERDAYA SAING"
Posting Komentar